Polimer
alam seperti halnya selulosa, pati dan protein, telah dikenal dan digunakan
manusia berabad-abad lamanya untuk keperluan pakaian dan makanan, sedangkan
industri polimer merupakan hal yang baru. Polietena,
yang disebut juga polietilena pertama kali ditemukan di laboratorium ICI di
Winningthon, Cheshire pada tahun 1933. Sejak saat itu sejumlah terobosan baru
banyak dilakukan untuk menciptakan berbagai sistem polimer baru maupun
pengembangan yang telah ada. Hasilnya tampak sebagai produk industri polimer
yang komersial, begitu beragam sebagaimana yang terlihat
sekarang.
Polimer pertama kali ditemukan oleh Hermann Satudinger tahun
1920. Polimer terdiri dari makromolekul
rantai panjang dengan unit-unit monomer yang
berulang-ulang. Polimer dapat dijumpai dalam dua kategori besar, yaitu polimer termoplastik (thermoplastic polymer)yang merupakan material yang menjadi lunak pada saat terkena panas,
dan polimer termoset (thermosetting polymer) yang menjadi semakin keras jika
terkena panas.
Istilah
polimer dihubungkan dengan suatu makromolekul yang strukturnya bergantung
pada monomer yang dipakai dalam preparasinya.
Jika polimer tersebut dipreparasi dari monomer tunggal A, maka
produknya digolongkan sebagai “homopolimer” ( -A-A-A-A-A-A-A- ). Jika lebih dari satu monomer, maka produknya
berupa kopolimer, monomer A dan B dipolimerisasi bersama, maka
terbentuk empat jenis susunan. Bila dua unit struktur berselang-seling dalam susunan
linear, maka produknya disebut “kopolimer alternasi” (
-A-B-A-B-A-B-), jika distribusinya acak, disebut “kopolimer acak” ( -A-
A-B-A-B-B-A-B- ). Susunan yang ketiga adalah dimana blok A dan B muncul
bersama, yang direferensikan sebagai “kopolimer blok” (
-A-A-A-A-B-B-B-B- ). Suatu susunan blok non linear, terdiri dari satu polimer
dengan polimer lain yang bercabang darinya, disebut “kopolimer cangkok”,
sebagai berikut,
Gambar 1 Kopolimer cangkok
Polimer
juga bisa digambarkan sebagai linear, bercabang, dan jaringan. Polimer linear
tidak memiliki cabang selain gugus yang digolongkan sebagai monomer. Sebaliknya,
kopolimer cangkok merupakan polimer yang mempunyai cabang. Polimer bintang
mengandung tiga atau lebih rantai polimer yang berasal dari unit struktur
pusat. Polimer sisir mengadung rantai pendan (yang bisa sama panjang atau tidak
sama panjang) dan strukturnya berkaitan dengan kopolimer cangkok. Polimer
jaringan terjadi ketika rantai polimer terikat bersama atau ketika digunakan
monomer polifungsional sebagai ganti monomer difungsional. Polimer jaringan
secara umum direferensikan sebagai polimer ikat silang atau polimer termoset,
sedangkan yang tidak berikat silang disebut “polimer termoplastik”.
Secara
tradisional polimer diklasifikasi menjadi dua kelompok utama, polimer adisi dan
polimer kondensasi. Polimer adisi memiliki atom yang sama seperti monomer dalam
unit ulangnya, sedangkan polimer kondensasi mengandung atom yang lebih sedikit
karena terbentuknya produk sampingan selama berlangsungnya
proses polimerisasi. Sifat fisika dan mekanika dapat berbeda karena proses
polimerisasi yang berbeda, sehingga terjadi perbedaan dalam berat molekul,
gugus ujung, stereokimia atau kemungkinan bercabangnya rantai.
Terakhir
polimerisasi terjadi dengan reaksi tahap dengan pendekatan yang
mempunyai dua gugus fungsi reaktif dalam satu molekul, dan yang memiliki dua
monomer difungsional. Sedangkan polimerisasi reaksi rantai melibatkan dua
tahap kinetik yang berbeda, inisialisasi dan propagasi.
Isolasi
polimer secara umum dibagi kedalam dua kelompok berikut,
1.
Termoplastik terdiri
dari ikatan fisika yang linear atau cabang molekul besar yang pada temperatur ruang atau
sekeliling berbentuk padat dan akan berubah bentuknya pada temperature lebih
tinggi. Proses pengerasan dan pencairan sebagai fungsi dari temperatur bersifat dapat
kembali (reversible).
2.
Termoset pada
temperature ruang atau sekeliling berbentuk cair, dapat berbentuk padat melalui pengerasan dengan proses reaksi
kimia antara komponen yang berbeda pada temperatur ruang. Setelah
padat tidak dapat kembali cair (irreversible).
Isolasi polimer
mempunyai struktur kimia terdiri atas molekul makro rantai panjang
dengan ulangan unit monomer atau mer yang biasanya diberi nama awalan poly pada
muka nama monomer, contoh monomer
ethylene adalah monomer ulangan pada polyethylene seperti rumus kimia
berikut.
Gambar 2 Contoh penamaan polimer
Pemilihan polimer secara umum digunakan untuk isolasi listrik, dengan monomer-monomernya diperlihatkan dalam tabel 1. Unit-unit molekul yang berbeda terikat pada ujung-ujung rantai (CH3 dalam polyethylene),
karena n yaitu derajat polimerisasi dari suatu
polimer nilainya sangat besar (umumnya berada diantara 103 - 105), maka unit-unit
ujung biasanya tidak mempengaruhi sifat-sifat fisik polimer.
Bahan
isolasi polimer yang dipergunakan dalam isolasi peralatan kelistrikan bersama
dengan monomernya diberikan dalam tabel
berikut.
Tabel 1 Struktur
molekul polimer
Tabel 1 didalamnya termasuk polimer-polimer penting berdasarkan ikatan karbon (C) sepanjang “rangkaian utama” polimer. Hal ini dikenal sebagai homopolimers. Polimer heterochain, adalah bentuk lain dari homopolimer, dimana atom-atom karbon dalam rangkaian utamanya telah digantikan oleh elemen-elemen lain, dikategorikan berdasarkan
karakteristik ikatan-ikatan kimia. Rantai-rantai polimer sederhana dapat membentuk cabang keluar
dari rantai utama. Hal ini biasanya ditemukan dalam polyethylene pada
Gambar 3
Gambar 3 Sisi cabang dalam
struktur molekul polyethelene
Secara
tradisional polimer dapat diklasifikasi menjadi dua kelompok,
1.
polimerisasi addisi
memiliki atom yang sama seperti monomer dalam unit ulangnya,
2.
polimerisasi kondensasi
mengandung atom yang lebih sedikit karena terbentuknya produk sampingan.
Polimer
selain memiliki cabang, juga memiliki ikatan silang (cross-link), yang
diikat oleh molekul pendek, panjang atau molekul cabang yang saling berhubungan.
Ikatan silang ini biasanya terjadi karena tiga hal proses pematangan katalis,
pengerasan, dan radiasi. Perkembangan material polimer dibagi
tiga kelompok,
1.
resin komiditi atau
resin curah termasuk material termoplastik,
2.
resin teknik memiliki
sifat mekanik, listrik, dan termal lebih baik dari plastik komiditi,
3.
resin kinerja tinggi
adalah plastik teknik mutu tinggi.
Cabang-cabang tersebut dapat terjadi setiap 30 - 100 unit
monomer sepanjang rantai utama polimer dan
menghasilkan cabang-cabang samping yang pendek, misal : panjangnya hingga beberapa unit
samping yang pendek (hanya beberapa unit monomer) dan dapat juga panjang (sepanjang rantai utama).
Percabangan dapat menghasilkan sampai
jumlah yang besar dengan mengubah
kondisi. Percabangan ini mengurangi tenaga / energi reguler molekul dan memperkecil density. Sebagai contoh, pada polyethylene
(PE) dengan jumlah percabangan yang besar akan menghasilkan low-density
polyethylene (LDPE).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar