Semakin berkembangnya penggunaan
isolator dalam sistem tenaga listrik guna mendapatkan sistem dengan tingkat keandalan optimal
serta biaya yang efisien, telah dilakukan berbagai penelitian untuk menguji karakteristik
elektrik bahan pembuat isolator. Selama ini bahan pembuat isolator yang dikenal
adalah bahan dari porselin/keramik dan kaca/gelas, tetapi sekarang mulai
dikembangkan penggunaan bahan polimer. Penelitian mengenai karakteristik bahan polimer sebagai bahan isolator masih terus
dilakukan.
Polimer adalah merupakan substansi-substansi yang terdiri dari molekul
makro yang panjang, dibentuk dari molekul kecil (monomer) atau sekumpulan molekul yang
merupakan unit yang bersambungan. Sebuah monomer adalah
substansi
yang rendah berat molekulnya, yang mana dapat bereaksi dengan baik mengikat
bersama untuk menghasilkan polimer yang tinggi berat molekulnya. Unit yang
berulang-ulang mengikat di dalam rantai polimer dinamakan "unit monomer", dan reaksi
keseluruhannya menjadi polimer disebut “polimerisasi”.
Polimer juga dapat dibagi ke dalam
thermoplastic dan thermosetting menurut sifat thermal dan sifat kimia, Thermoplastic adalah material-material sintetik
yang bersifat kaku dan kuat pada temperatur normal, dan menjadi
elastis pada temperatur yang lebih tinggi. Thermosetting dapat disambung dan
diputus juga larut dalam cairan organik tertentu
pada temperatur yang lebih tinggi. Bahan isolasi untuk secara komersial dapat diklasifikasikan seperti
pada tabel 1 berikut,
Tabel 1 Klasifikasi beberapa dielektrik padat
|
Organik
|
Inorganik
|
Synthetic Polymers
|
|
|
Thermoplastic
|
Thermosetting
|
||
|
Amber
|
Keramik
|
Perspex
|
Resin Epoksi
|
|
Kertas
|
Gelas
|
Polyethylene
|
Phenolics
|
|
Karet
|
Fiber glass
|
Polystyrene
|
Urea formaldehyde
|
|
Kayu
|
Enamel
|
Polyvinyl chloride
|
Crosslinked polyethylene
|
|
Resin
|
Polyamid
|
Elastomers
|
|
|
Polycarbonate
|
|||
Elastomer adalah karet dan material
lainnya yang memiliki karakteristik seperti karet. Karet bersifat kaku dan
keras, elastis pada temperatur rendah dan menjadi karet elastis pada temperatur
normal daripada temperatur yang lebih tinggi tidak
dapat larut dalam cairan organik tetapi akan membengkak dan tidak dapat putus. Karakteristik ini disebabkan
oleh rantai-rantai molekul yang saling ikat (crosslinked).
Isolator listrik yang biasa dipakai di Indonesia saat ini adalah isolator berbahan porselin maupun gelas. Pemakaian isolator jenis ini pada sistem transmisi listrik yang cenderung bertegangan
semakin tinggi tidaklah cocok karena rapat masa (density) porselin maupun gelas yang semakin tinggi akan menyebabkan semakin besarnya biaya menara transmisi. Disamping itu proses pembuatan
porselin maupun
gelas memerlukan suhu 1000°C.
Terdapat beberapa keuntungan yang dimiliki oleh bahan isolasi polimer
diantaranya rapat masa yang rendah, sifat
dielektrik, resistivitas, sifat thermal, dan kekuatan
mekanik yang
lebih baik dibandingkan dengan bahan isolasi porselin atau gelas. Tetapi ada kekurangan
antara lain untuk pemakaian luar ruangan dalam waktu yang lama dapat mengalami
degradasi sehingga akan menurunkan sifat dielektrik dan
sifat mekaniknya.
haloo, aku boleh minta referensi artikel-artikelmu tentang polimer ga? makasih :)
BalasHapusaq boleh minta refrensi tentang polimer..terima kasih
BalasHapusTerima kasih untuk sharing ilmunya,boleh tau sumbernya gak? Makasih^^
BalasHapus