Translate

Jumat, 18 Januari 2013

Polimer Sebagai Bahan Isolator



Semakin berkembangnya penggunaan isolator dalam sistem tenaga listrik guna mendapatkan sistem dengan tingkat keandalan optimal serta biaya yang efisien, telah dilakukan berbagai penelitian untuk menguji karakteristik elektrik bahan pembuat isolator. Selama ini bahan pembuat isolator yang dikenal adalah bahan dari porselin/keramik dan kaca/gelas, tetapi sekarang mulai dikembangkan penggunaan bahan polimer. Penelitian mengenai karakteristik bahan polimer sebagai bahan isolator masih terus dilakukan.
Polimer adalah merupakan substansi-substansi yang terdiri dari molekul makro yang panjang, dibentuk dari molekul kecil (monomer) atau sekumpulan molekul yang merupakan unit yang bersambungan. Sebuah monomer adalah substansi yang rendah berat molekulnya, yang mana dapat bereaksi dengan baik mengikat bersama untuk menghasilkan polimer yang tinggi berat molekulnya. Unit yang berulang-ulang mengikat di dalam rantai polimer dinamakan "unit monomer", dan reaksi keseluruhannya menjadi polimer disebut polimerisasi.
Polimer juga dapat dibagi ke dalam thermoplastic dan thermosetting menurut sifat thermal dan sifat kimia, Thermoplastic adalah material-material sintetik yang bersifat kaku dan kuat pada temperatur normal, dan menjadi elastis pada temperatur yang lebih tinggi. Thermosetting dapat disambung dan diputus juga larut dalam cairan organik tertentu pada temperatur yang lebih tinggi. Bahan isolasi untuk secara komersial dapat diklasifikasikan seperti pada tabel 1 berikut,
Tabel 1 Klasifikasi beberapa dielektrik padat
Organik
Inorganik
Synthetic Polymers
Thermoplastic
Thermosetting
Amber
Keramik
Perspex
Resin Epoksi
Kertas
Gelas
Polyethylene
Phenolics
Karet
Fiber glass
Polystyrene
Urea formaldehyde
Kayu
Enamel
Polyvinyl chloride
Crosslinked polyethylene
Resin

Polyamid
Elastomers


Polycarbonate


Elastomer adalah karet dan material lainnya yang memiliki karakteristik seperti karet. Karet bersifat kaku dan keras, elastis pada temperatur rendah dan menjadi karet elastis pada temperatur normal daripada temperatur yang lebih tinggi tidak dapat larut dalam cairan organik tetapi akan membengkak dan tidak dapat putus. Karakteristik ini disebabkan oleh rantai-rantai molekul yang saling ikat (crosslinked).
Isolator listrik yang biasa dipakai di Indonesia saat ini adalah isolator berbahan porselin maupun gelas. Pemakaian isolator jenis ini pada sistem transmisi listrik yang cenderung bertegangan semakin tinggi tidaklah cocok karena rapat masa (density) porselin maupun gelas yang semakin tinggi akan menyebabkan semakin besarnya biaya menara transmisi. Disamping itu proses pembuatan porselin maupun gelas memerlukan suhu 1000°C.
Terdapat beberapa keuntungan yang dimiliki oleh bahan isolasi polimer diantaranya rapat masa yang rendah, sifat dielektrik, resistivitas, sifat thermal, dan kekuatan mekanik yang lebih baik dibandingkan dengan bahan isolasi porselin atau gelas. Tetapi ada kekurangan antara lain untuk pemakaian luar ruangan dalam waktu yang lama dapat mengalami degradasi sehingga akan menurunkan sifat dielektrik dan sifat mekaniknya.

3 komentar:

  1. haloo, aku boleh minta referensi artikel-artikelmu tentang polimer ga? makasih :)

    BalasHapus
  2. aq boleh minta refrensi tentang polimer..terima kasih

    BalasHapus
  3. Terima kasih untuk sharing ilmunya,boleh tau sumbernya gak? Makasih^^

    BalasHapus